BRMP PH Buka Potensi Mekanisme Baru untuk Penangkaran Kentang Hasil BRMP Tanaman Sayuran
Pangalengan (11/12) – Hari kedua pelaksanaan Bimbingan Teknis Budidaya Benih Kentang Hasil Pemuliaan BRMP kepada petani di wilayah Kecamatan Pangalengan, Kab. Bandung, Jawa Barat, khususnya berkaitan dengan uji di lapang dan salah satu petani Pak Chandra, secara sukarela menjadikan lahannya untuk ditanami benih kentang varietas Venturi Agri Horti dari contoh planlet yang disiapkan oleh BRMP Tanaman Sayuran sebanyak 55 petani yang berasal dari 15 Kelompok Tani ini dengan sabar menyimak penjelasan Dr. Eti Heni Krestini dari BRMP Tanaman Sayuran.
Diantara peserta ada diantaranya adalah Mahasiswa Uniga (Universitas Garut) Fakultas Pertanian, di Program Studi Agroteknologi yang secara penuh 2 hari mengikuti Bimtek dan rasa penasarannya belum terbayar terutama dari sharing pengalaman Pak Emen dari PT. Dieng Agri Mandiri yang sejak usia 10 tahun belajar langsung Bertani kentang dan Pak Emen sudah merambah Kerinci, Jambi, dan tidak saja di Dieng, Jateng. Paparan berikutnya dari Pak Chandra Hayat yang sudah menularkan kesuksesannya dalam Pengembangan Agribisnis Komoditas Kentang. Chandra tidak saja memproduksi G-0 varietas dari BRMP Tansa yang sudah public domain, akan tetapi kentang Bonito dan Pevita, bahkan telah diproduksinya menjadi aneka produk olahan kentang frozen food, french fries, chips yang sesuai dengan style masyarakat saat ini yang ingin serba cepat dan tetap butuh healthy food, berupa kentang wadges dan fusion potato yang berbumbu rendang. Ia sebutkan, produk dari mitranya ini sudah memasok horeka di Bandung dan sekitarnya.
Dari antusiasme petani selama 2 hari ini, Nuning melihat bahwa potensi kedepan untuk perlahan menggeser benih kentang impor akan makin bertumbuh dengan petani melihat langsung hasil yang di hari kedua ini ditanam di lahan, jelasnya. Pihaknya berjanji untuk melihat hasilnya nanti di bulan Februari seperti apa perkembangannya. Dari sini juga cara baru dalam menggandeng produksi perbenihan kentang akan disesuaikan, jelasnya lagi. Antusiasme petani juga tercermin dari kuesioner Pre-Test dan Post-Test yang disampaikan di hari pertama dan kedua, dan banyak peserta yang nilainya bagus dan bahkan beberapa mendapatkan nilai seri.
Disesi akhir, saat ditanyakan ketertarikan menjadi penangkar hampir dari semua petani tunjuk jari dan berminat untuk menjadi penangkar. Bahkan tidak main-main sebanyak 43 petani bersedia menuliskan dalam surat pernyataan. Selanjutnya, untuk ini ditantang lagi apabila menjadi penangkar sudah harus menghasilkan benih yang berlabel dari BPSBTPH Jabar. Kenapa harus berlabel, agar dapat dipastikan hasilnya nanti terstandar dan bagus juga panennya, jelas Heni.
Saat penutupan, apresiasi dan keseriusan dalam 2 hari pelaksanaan kegiatan menjadi titik ungkit bahwa mekanisme kedepan dalam pengelolaan hasil-hasil varietas kentang dari BRMP Tanaman Sayuran harus lebih mendorong upaya produksi dari penangkar di tingkat petani. Karena dari tingkat petani ini dimungkinkan kebutuhan benih kentang dalam negeri dapat digeser dari varietas milik sendiri, tutup Nuning.